Desa Tajur Halang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang peternakan unggas, terutama ayam kampung jenis Sensi (Sentul Seleksi). Ayam kampung jenis ini dikenal lebih tahan terhadap penyakit, memiliki cita rasa daging yang gurih, serta nilai jual yang relatif tinggi dibandingkan ayam ras biasa. Kondisi lingkungan di desa yang masih asri dengan udara segar dan sumber pakan alami yang melimpah turut mendukung keberhasilan pengembangan usaha peternakan unggas di wilayah ini. Salah satu contoh nyata pengembangan potensi tersebut adalah usaha peternakan ayam kampung Sensi milik Pak Ego yang saat ini memelihara kurang lebih 800 ekor ayam. Dengan jumlah populasi yang cukup besar, peternakan ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar, tetapi juga berpeluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas seperti rumah makan, pasar tradisional, maupun pemasok ayam kampung di wilayah lain. Selain potensi produksi daging, ayam kampung Sensi juga memiliki nilai tambah dari sisi telur. Produksi telur ayam kampung umumnya diminati oleh konsumen karena dianggap lebih sehat dan bergizi. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, peternakan Pak Ego berpeluang untuk mengoptimalkan hasil panen baik dari daging maupun telur sehingga memberikan nilai ekonomi ganda bagi usaha yang dikelola.

Dari sisi pemberdayaan masyarakat, keberadaan peternakan ayam kampung Sensi di Desa Tajur Halang dapat menjadi contoh inspiratif sekaligus peluang lapangan kerja baru. Warga sekitar dapat terlibat dalam rantai usaha, mulai dari penyediaan pakan, pengelolaan kandang, distribusi hasil panen, hingga pemasaran produk. Dengan demikian, keberadaan peternakan ini berkontribusi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Secara jangka panjang, pengembangan peternakan ayam kampung Sensi di Desa Tajur Halang dapat diarahkan menjadi salah satu ikon usaha unggulan desa. Dengan dukungan dari pemerintah desa, kelompok tani, dan para pelaku usaha, potensi ini dapat berkembang menjadi sentra produksi ayam kampung yang berdaya saing. Hal ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga membuka peluang bagi desa untuk dikenal lebih luas sebagai penghasil ayam kampung berkualitas.